Sampah
dimana-mana, air tergenang disana-sini, dan selokan tersumbat. Itulah yang
sering kita lihat sekarang ini, seiring dengan perkembangan zaman dan masa.
Masyarakat
kini tidak lagi sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Ada banyak orang
membuang sampah setiap hari sampai bertumpuk dan bahkan sudah menjadi gunung
sampah.
Limbah
rumah tangga, industri dan kegiatan lain yang dilakukan manusia dibuang begitu
juga saja kedalam selokan ataupun sungai. Mereka tidak tahu akibat yang akan
timbul setelah itu.
Anak
SMA : dunia ini kok makin panas ya? Heran deh aku,
perasaan dulu jam segini masih sejuk,
tapi sekarang udah panas kayak gini. Jam pulang masih lama, mending tidur dulu
di UKS. (membuang sampah kertas). Eh, buang sampah disini gakpapa kan ya, nanti
juga ada tukang sapu yang bersihin.
(Anak
SMA itu pergi ke UKS untuk tidur)
(
Anak itu tertidur pulas sampai dia bermimpi……)
Bumi : ah, senangnya jadi bumi. Hutan hutanku rimbun
dan hijau, langit yang menemaniku jernih. Deru air terjun mengalun hingga jatuh
ke tepian.
(
manusia masuk dengan angkuh )
(bumi
menyingkir ke samping sambil curiga memperhatikan manusia)
Manusia
1 : hahahaaaa…. Bumi itu memang indah !
Manusia
2 : Bumi itu memang menyenangkan!
(manusia
menebarkan sampah dimana mana )
Bumi : hei, apa yang sedang kamu lakukan?
Manusia
1 : memanfaatkanmu tentunya, bukankah itu tujuan
kamu dicipakan?
Bumi : kalau itu aku tidak keberatan, tapi mengapa
kau menebarkan sampah?
Manusia
2 : itu bukan urusanmu
Bumi : tentu saja urusanku. Itu aku yang sedang kamu
sampahi
Manusia
1 : terus mengapa?
Bumi : masih bertanya? Kamu sedang merusak bumimu
Manusia
2 : ya, bumiku milikku. Terserah akan kuapakan
Bumi : sampah itu akan membunuhku. Kalau aku mati,
kau akan kehilangan aku
Manusia
1 : kamu tak akan mati. Kamu begitu luas, begitu
kaya, kamu tak mungkin mati.
Bumi : aku akan mati dan ketika itu kau akan
kehilangan segaanya yang kau miliki.
Manusia
2 : aaahhhh!! Memangnya apa yang akan sampah ini
lakukan? Ini hanya barang tak berguna dan tak berarti
Bumi : yang ada di tanganmu tak berbahaya, tapi yang
menumpuk itu akan membunuhku.
Manusia
1 : aku tak percaya, sudahlah, tugasmu hanya
melayaniku bukan banyak bicara.
(
manusia mendorong bumi hingga jatuh dan menebar lebih banyak sampah )
Sampah
1 : aku ada dimana mana, menyumbat sungai dan
berserakan di pinggir jalan.
Sampah
2 : Lihat lihat ! semua orang menyalahkanku,
memang apa salahku? Aku diciptakan oleh manusia. Harusnya mereka yang
bertanggung jawab atas diriku. Tak seharusnya aku dibenci.
(gas
masuk dengan wajah licik )
Gas
1 : heeiii.. mengapa kamu?
Sampah
1 : siapa kamu?
Gas
2 : kami metana! Kamu yang menciptakan kami.
Lupa?
Sampah 2 :
aku? Bagaimana mungkin aku menciptakan
wajah licik sepertimu.
Gas
1 : heiii… itulah kenyataannya ! kami ada karena
kau ada. Aku lahir di tumpukan sampah yang membusuk.
(
sampah tercengang )
Gas
2 : dengarr ! kami sangat berharga. Tanpa diriku,
manusia tidak memiliki bahan bakar. Tanpa diriku, manusia akan mati dalam
kelelahan!
Gas
1 : tapi kami juga sangat berbahaya. Kalian tau
pemanasan global? Akulah penyebabnya. Bukan !! maksudku kalian !
Sampah
1 : tunggu. Jadi manusia menginginkanmu?
Gas
2 : tentu saja. Mereka ingin kita bersama sama
membunuh bumi.
Sampah
2 : tapi bumi rumah mereka. Mengapa mereka mau
membunuhnya?
Gas
1 : karena sekarang bumi sudah lemah.
Gas
2 : Bumi sudah tak mampu lagi memenuhi semua
nafsu serakah manusia.
Sampah
1 : mengapa manusia begitu jahat? Jadi selama ini
aku hanya dimanfaatkan saja?
Sampah
2 : Mereka membiarkanku berserakan dan menggunung
hanya agar bisa menghasilkanmu?
Gas
1 : ya, memang itulah yang terjdi
Sampah
1 : aku benci manusia. Baiklah, kalau memang
begitu mau mereka, aku akan membantumu membunuh bumi.
Gas
2 : baguslah kalau begitu.
(
bumi masuk tertatih tatih )
Bumi : aku sudah letih. Adakah yang dapat
menolongku? Selamatkan aku ! sampah dan gas hendak membunuhku, aku tak sanggup
lagi bertahan.
Gas
1 : mau lari kemana kau bumi?
Sampah
2 : ajalmu sudah dekat.
Bumi : amupuunn.. apa salahku pada kalian?
Sampah
1 : kamu memang tidak salah. Tapi manusialah yang
salah!
Gas
2 : dengan membunuhmu kami akan membuat manusia
menderita.
Sampah
2 : dan dendam kami pu akan terbalas
Bumi : sungguh kejam kalian.
Gas
1 : sebaiknya kau mati saja
(
gas dan sampah mulai menyerah bumi )
(
bumi tidak berdaya melawan gas dan sampah dan akhirnya tergeletak)
Gas
2 : hahahaaa… bumi kini telah mati!
Sampah
1 : hahaa.. akhirnya dendamku terbalaskan.
Manusia kini akan mati juga
(
manusia kaget melihat bumi tergeletak )
Manusia
2 : apa apaan ini? Bumi kenapa?
Manusia
1 : Siapa yang melakukan ini?
Gas
1 : kau pelakunya !!
Manusia
2 : apa maksud kalian?
Sampah
2 : kau yang menciptakan kami! Kau yang menyewa
kami untuk membunuh bumi
Manusia
1 : aku tidak……….
Gas
2 : diam ! kamu tidak peduli pada bumi. Kamu
menggunungkan sampah tanpa sadar resikonya.
Gas
1 : Kamu yang diam saat bumi memperingatkamu akan
kematian
Manusia
2 : aku.. aku tidak tahu kalau akhirnya akan
begini.
Manusia
1 : Sekarang bumi telah mati. Aku harus
bagaimana?
Sampah
1 : harus bagaimana? Kini kamu sudah tidak bsa
apa apa! Mati sajalah kalian.
Manusia
2 : aku menyesal.. tolong berikan aku kesempatan
kedua. Akan kurawat bumiku. Tak akan ku ciptakan dirimu. Tak akan aku biarkan
kalian membunuhnya lagi nanti.
Manusia
1 : Tapi tolong, berikan aku kesempatan lagi
Gas
2 : tidak ada kesempatan lagi ! semua sudah
terlambat
Sampah
2 : itulah hasil kerja kerasmu. Nikmati buah
keserakahanmu
Manusia : tidakkkk..ttiiidaaaakkkk…
(
hari sudah menjelang siang dan bel sekolah berbunyi pertanda untuk pulang. Dan
anak SMA itu bangun dari tidurnya)
Anak
SMA : tidaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkk…… ya ampun ternyata
Cuma mimpi. Rasanya sangat nyata. Apa mimpi itu pertanda? Bagaimana kalau bumi
benar benar mati? Aduh gimana ini? Mulai sekarang aku tidak akan membuang
sampah sembarangan lagi, aku akan menyelamatkan bumi.
Sejak
saat itu, dia tidak lagi membuang sampah sembarangan karena dia takut mimpi itu
menjadi nyata. Jangan biarkan sampah menjadi bunga bunga nusantara. Jangan
biarkan negeri kita sebagai tong sampah terbesar. Sayangi bumi kita. Lindungi
dia dari sampah !