BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan Pramuka
Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka"
merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang
suka berkarya.
Pramuka merupakan
sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis
Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud
"kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan
di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan
yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Gerakan Kepanduan (b.
Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki
pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi
kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik,
mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan
kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan
pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di
lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217
negara dan teritori.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Pramuka Di Dunia
Kelahiran Gerakan
Pramuka Dunia dimulai pada Tahun 1907 ketika Robert Baden – Powell, seorang
Letnan Jendral Angkatan Bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith,
pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan
Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika
Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika
Selatan, dari serangan tentara Boer.
Ketika itu, pasukannya
kalah besar di bandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda
dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela.
Tugas utama mereka
adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas
yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan
Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat
mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan
kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang
mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah
lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan
Pramuka Internasional.
Keberhasilan
Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan.
Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun
1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
Tahun 1920
diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat
sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore
II di Ermelunden, Copenhagen,
Denmark
Tahun 1929 Jambore
III di Arrow Park, Birkenhead,
Inggris
Tahun 1933 Jambore
IV di Godollo, Budapest,
Hongaria
Tahun 1937 Jambore
V di Vogelenzang, Blomendaal,
Belanda
Tahun 1947 Jambore
VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore
VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore
VIII di sutton Park, Sutton
Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore
IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore
X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore
XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore
XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore
XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore
XIV di Neishaboor, Iran tetapi
dibatalkan
Tahun 1983 Jambore
XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore
XVI di Cataract Scout Park,
Australia
Tahun 1991 Jambore
XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore
XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore
XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore
XX di Thailand
Tahun 1914 beliau
menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun
1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat
sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris
dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai
19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin
(Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada
tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy
sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu
Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan
Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia
Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Pada tahun 1906, Ernest
Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The
Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan
Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan
dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan
pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali
bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols.
Buku tersebut
dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu.
Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21
pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada
tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya
(sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa
Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini
mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian
menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan
sukses.
Baden-Powell pergi
untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan
pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah
buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan
Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.
Saat itu Baden-powell
mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi
pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk
sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia
pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta
mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.Seiring dengan
bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka;
Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan
untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult
Leadership Training Center).
Pada tahun 1919, sebuah
taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis
buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang
kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success
for Rover Scouts pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama setelah
buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris
dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan
diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.Unit kepanduan di
luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di
Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya
di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan
Inggris untuk mendirikan Gerakan Kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia
Baru, dan Afrika Selatan.Chile ialah negara pertama diluar Inggris dan
koloninya yang membentuk Gerakan Kepanduan.
Parade Pramuka pertama
diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik
minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri
tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina,
Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda,
Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah
memiliki organisasi Kepramukaan.
Semenjak didirikan,
Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah
mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat.
Kebutuhan program pun
dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para
generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah empat program dalam
organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan Gerakan Pramuka. Keempat
program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja,
pendidikan Kepanduan Putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program
untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada
akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut
hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru
kemudian diakui dan diadopsi oleh Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada
pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana program golongan siaga
telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum mendapatkan pengakuan
hingga 1930 sejak awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para remaja putri telah
mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat
tersebut, Agnes Baden Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden
Powell, pada tahun 1910 ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan putri
pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud,
yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur
dari kursi Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell,
Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden
hingga ia meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri
telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut
dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut.
Pada era 90-an, Banyak
organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra dan
putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal bagi pendidikan
pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911.
Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan
semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan
diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan
kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina
tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge
pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan
memiliki cakupan yang luas.
Beberapa pendidikan
yang cukup terkenal bagi pembina antara lain
a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik
golongan, hingga kursus
b. Woodbadge
c. Scoutings Centenary • 5288
Comments/Trackbacks
2.2 Biografi Baden Powell
Kehidupan awal
Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6
dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar Geometri di Oxford. Ayahnya,
Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933,
“Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”Selepas menghadiri Rose Hill
School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum
Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan memasak
hewan – dan menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan
kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik
dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama.
Masa liburan dihabiskan dengan ekspedis belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan Pada
tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun
1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun
1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan mengasah
kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal
Afrika Selatan di mana Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul
rama-rama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan
sayap kupu-kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3
tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin
gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40
dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun
kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids to Scouting”,
ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk
membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain,
ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan
untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke
Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan
Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi Kolonel termuda dalam
dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan
perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia
terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang
melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil
bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu
dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah
Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan
tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat
bergerak antara parit kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja
peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga
dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari
anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat
kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika
melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16
Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi
pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas
sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. pulang ke Inggris
setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to Scouting”
telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi
pemuda.Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting
agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan
di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda,
untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys” kemudian
diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja membentuk “Scout
Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya
pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka
berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka
diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan
gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun
1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell
memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan
Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik
melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912
Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang
(Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia.
Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka
bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin
karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada
saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell
hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal
dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris
menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah
pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Perang Dunia I dan
kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914,
Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab
diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener:
“dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat
mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin
menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha
untuk menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and
was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929,
Gilwell Park being the International Scout Leader training centre. He was
appointed to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was
also awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar
Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam
County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah
tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order
of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28
gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia
menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya pergerakan
Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta Pramuka di
32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell
memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat
gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan
ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)• Hon.
Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada
1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak
laki-laki dan 1 perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan
dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia
menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari
gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini
berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur
baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun
1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah
dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri,
dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy
of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua Gerakan Pramuka hadiah
Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan
untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang
Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai
hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk
memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
2.3
Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan sesudah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul
di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah
organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan
Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud,
dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya
Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan
tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI
mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan
keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A,
tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit
dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa
Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong
berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan
federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi
anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua
federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari
Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional,
bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah
pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat
gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan.
Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini
meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap
gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang
ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah
RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa
Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
2.4
Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia
Gerakan Pramuka lahir
pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa
jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu
tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul
pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3
Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam
ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar
pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi
kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris
MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan
aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada
dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang
terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono,
Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo Martono.
Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan
Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut
oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang
kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan
Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
2.5
Tingkatan dalam gerakan pramuka
Tingkatan dalam
kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya,
kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka
siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan.
Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu
tingkatan.
Tingkatan Pramuka Siaga
: Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
Tingkatan Pramuka
Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
Tingkatan Pramuka
Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah
tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi
dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah
sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
• Kelompok umur 7-10 tahun disebut
dengan Pramuka Siaga
• Kelompok umur 11-15 tahun disebut
dengan Pramuka Penggalang
• Kelompok umur 16-20 tahun disebut
dengan Pramuka Penegak
• Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut
dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok
yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya
Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan
Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan
Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff
Kwartir dan Majelis Pembimbing.
2.6
Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri
atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
1. Satya
Satya adalah :
•
Janji yang diucapkan secara sukarela
oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan;
•
Tindakan pribadi untuk mengikat diri
secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
•
Titik tolak memasuki proses pendidikan
sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual,
baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan
kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya"
2.
Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan
khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
•
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
•
setiap hari berbuat kebajikan. ”
3. Trisatya
Trisatya merupakan
janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut
trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap
Pramuka.
Setiap kali Pramuka
akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara
lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan
trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh
pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua,
Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota
dewasa.
Trisatya untuk penggalang selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
1. menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2. menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati
Dasadharma.
Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan
anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
1. menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2. menolong
sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati
Dasadarma.
2. Dharma
Dharma adalah :
•
Alat proses pendidikan sendiri yang
progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
•
Upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang
dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
•
Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati,
memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
•
Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka,
dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang
mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan
putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan
kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma"
Dwidarma Pramuka Siaga
• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
• Siaga berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai
berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan.
2.7
Lambang Gerakan Pramuka
Lambang gerakan pramuka
adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan
Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang
pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan
kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu
adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2. Buah
nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3. Nyiur
dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
4. Nyiur
tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar
nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur
adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara
RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.
BAB
III
PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan
di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang
merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu
diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Satuan Karya Pramuka
(Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan
pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak
dan Pramuka sPandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing
mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok Kesatuan Karyaan
yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka
tersebut.
Satuan Karya Pramuka
juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya
Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang
disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan
Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan
Karya.
Pada dasarnya Satuan
Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kwartir Daerah yang bersangkutan.