Pages

Senin, 15 Juli 2019

Puisi Hari Ini part 2

Doaku Diurat Nadi
Surga di pancuran air mata
Setelah senyum reda menyekuntumkannya
Hingga pada batu-batu bertuliskan doa
Semoga mereka diterima disisi-Nya

Hidup I
Sabtu senja, gerimis menyapa kita
Bersama semerbak kamboja yang bertabur di tanah lapang
Engkau hanya diam tertegun,
Memandangi sekuntum bunga yang layu
Sayang, ini bukan waktu penghabisan
Matahari masih menyala
Dan langit biru masih menampung sajak-sajak kita

Hidup II
Kau duduk didepanku
Memandang guratan-guratan mendung,
yang tertulis diwajahku
Engkau tampak tabah dan nafasmu tetap mengalir
Hidup untuk dijalani!
Siang dan malam, badai dan keindahan
Telah ada yang mengaturnya
Kita hanya berharap;
Cinta dan Kerinduan terlukis abadi disini

Hidup III
Bukankah laut tak selamanya bergelombang?
Bukankah doa-doa yang kita semedikan seiiring nafas bulan?
Kupahat kesetiaan bersama hijaunya dedaunan
Dan air mata adalah telaga yang kita impikan

Nyanyian Rindu
Senja bersembunyi
Aku letih bernyanyi
Rokok sisa sebatang
Di pohon cemara aku terdiam
Lalu kucoba belajar pada alam

Puisi Hari Ini part 1

End of The Day
Saat bunga yang bermekaran layu
Saat matahari berhenti bersinar lagi
Dan bulan bersandar pada dahan kering
Aku tak tahu harus berbuat apa
Semua terdiam
Duniapun menjadi sunyi senyap

Dibalik Kesedihan
Disaat semua hitam
Disaat semua gelap
Sekuntum bunga datang menyinari
Diiringi bulan dan bintang
yang menari bahagia
Malam itu menjadi malam yang panjang

Panorama Malam
Tiada warna lain
Yang menghiasi alam ini,
cuma ada :
bening
hening
dan bulan bersandar pada dahan kering

Sebatas Impian
Bunga melati tumbuh di taman
Tumbuh cantik indah menawan
Temani hati ini yang kesepian
Tapi saat kubuka mataku
Semuanya sirna begitu saja
Kemana perginya bunga melati
Ku coba bertanya, Namun tiada jawaban

Pasrah
Dengan kata-kata, tak mungkin kau terima kegelisahaanku
Sebab sunyi yang menyapamu adalah belati
Yang menikam jantungku
Apa yang mesti kuperbuat untuk menjelaskan matahari,
atau bulan, atau telaga yang menjadi malam-malam panjangmu?
Aku sendiri, membiarkan sepi-sepi angin,
Menulis sajak tentang kemarau