LAPORAN PERJALANAN
“TOUR TO PRESIDENT 2012”
(JOMBANG,
BLITAR, SOLO)
26 s.d. 28
Desember 2012
Disusun oleh
N A M A : NUR
JAMALIYAH ISRAINI
KELAS / NIS : IX-6 / 16780
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
DINAS PENDIDIKAN
UPT SMP NEGERI 1 SUMENEP
FEBRUARI 2013
LAPORAN
PERJALANAN
Diajukan
kepada SMPN 1 Sumenep
untuk
memenuhi sebagian tugas akhir
mata
pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun oleh
N A M A : NUR
JAMALIYAH ISRAINI
KELAS / NIS : IX-6 / 16780
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
DINAS PENDIDIKAN
UPT SMP NEGERI 1 SUMENEP
FEBRUARI 2013
i
|
Laporan oleh Nur Jamaliyah Israini,
perjalanan ini telah diperiksa dan disahkan.
Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Sumenep,
H.
Mohammad Arif, S.E. S.Pd.
NIP 196211121984031013
|
Sumenep, Februari 2013
Pembimbing,
R.
Abd. Haris Tamyes, M.Pd.
NIP 197303042007011017
|
ii
|
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kepada
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun tugas laporan perjalanan
dengan lancar.
Pada kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan, antara lain
1. Kepala
SMPN 1 Sumenep, Bapak H. Mohammad Arif, S.E. S.Pd. yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di sekolah ini.
2. Bapak
R. Abd. Haris Tamyes, M.Pd. yang telah membimbing penulis dari tahap proses
sampai pada penyelesaian tulisan ini dengan penuh kesabaran.
3. Kepada
ayahanda Husni Thamrin, S.Sos, MM dan ibunda Siti Fatimah yang telah memotivasi
dan memberikan dukungan kepada penulis dengan penuh kasih sayang.
4. Serta
pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan mampu menambah wawasan
khususnya bagi adik-adik kelas dan pembaca pada umumnya.
Penulis merasa bahwa
laporan perjalan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
tulisan yang akan datang.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Sumenep, Februari 2013
Penulis
iii
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………….. iv
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2
Tujuan Studi Tur
……………………………………………………………….. 1
1.3
Waktu Pelaksanaan
……………………………………………………………….. 1
1.4
Objek Wisata …….……………………………………………………………….. 2
BAB
II HASIL STUDI TUR
2.1 Kunjungan ke Makam
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid ………………… 3
2.2 Kunjungan ke Makam
Mantan Presiden Soekarno …………………………….. 4
2.3 Kunjungan ke Makam
Mantan Presiden Soeharto ……………………………... 5
2.4 Kunjungan Wisata ke
Lawang Sewu …………………………………………... 7
BAB
III PENUTUP
3.1 Simpulan
……………………………………………………………………….. 9
3.2 Saran
……………………………………………………………………………. 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi tur adalah
kegiatan belajar nyata untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan
pengamatan secara langsung akan budaya bangsa dengan berbagai warisan budaya,
memupuk rasa menyayangi dan menghargai berbagai peninggalan budaya. Serta dapat
melakukan pelaporan hasil kunjungan sebagai bentuk cinta tanah air dengan
berbagai budaya bangsanya. Selain itu, kami dapat melihat keagungan Tuhan Yang
Maha Esa.
Kegiatan Studi Tur kali
ini diadakan oleh pihak sekolah untuk mengenang jasa pemimpin bangsa, karena
masih banyak generasi muda yang kurang menghargai jasa pemimpin Indonesi.
1.2 Tujuan Studi Tur
Kegiatan ini mempunyai
beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain:
-
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang sejarah bangsa
-
Untuk Mengenang jasa pemimpin bangsa
-
Untuk mengembangkan wawasan siswa dalam
penulisan laporan perjalan melalui observasi objek secara langsung
-
Untuk
menambah pengalaman.
-
Untuk
mengembangkan potensi,etika,estetika, dan pratika.
-
Untuk
memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
-
Dapat
menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bermanfaat
bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar objek wisata.
1.3 Waktu Pelaksanaan
1
|
hari :
Selasa – Kamis
tanggal :
25 – 27 Desember 2012
1.4 Objek Wisata
Sedangkan objek wisata
yang dikunjungi :
1. Makam
Presiden Abdurrahman Wahid
2. Makam
Presiden Soekarno
3. Makam
Presiden Soeharto
4. Lawang
Sewu
2
|
BAB II
HASIL STUDI TUR
Tempat berziarah atau religi juga menjadi lokasi yang menarik
guna menghabiskan waktu libur bersama keluarga. Salah satunya adalah makam
mantan presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Makam Gus Dur berada di
pemakaman keluarga yang berada di kawasan Pondok Tebu Ireng di Jombang, Jawa
Timur. Beliau meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 18.45 di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Makam mantan presiden ini bersebelahan
dengan makam ayahandanya, KH Wahid Hasyim dan pusara kakeknya KH Hasyim Asyari.
Makam yang berada di bagian belakang pesantren ini didirikan
oleh kakek Gus Dur, KH Hasyim Asyari. Tak ada bangunan yang megah yang menaungi
makam-makam tersebut. Padahal Gus Dur adalah tokoh nasional yang pernah menjadi
Presiden Republik Indonesia. Keadaan tersebut sangat jauh berbeda dengan
makam-makam presiden pendahulunya yang sudah meninggal yang umumnya berbentuk
megah dan mewah.
Di
makam mantan Ketua Umum PBNU itu sengaja dibuat dengan sistem buka tutup bagi
para peziarah pada jam-jam tertentu. Ini dilakukan agar aktivitas warga tidak
mengganggu kegiatan santri di Ponpes Tebuireng. Gerbang pondok akan ditutup
pada pukul 03.00 Wib hingga 07.00 WIB dan Pukul 16.00 WIB hingga 20.00 WIB. Di
luar jam tersebut para peziaran bebas datang ke makam tersebut.
Pada tahun baru kali ini, meski tidak terlihat membludak
namun ratusan warga yang datang ke makam tersebut. Ada yang datang berkelompok,
tapi juga ada datang secara pribadi. "Sehari sebelum tahun baru ada sekira
15 bus. Pada malam tahun baru tampak sepi, hanya ada beberapa santri yang
mengaji di sekitar makam. Pada pagi hari tadi sejumlah peziarah
berdatangan," kata Zainun, salah satu petugas keamanan makam Gus Dur.
3
|
Selasa sore, bahkan empat orang teman Zanuba Chafsoh Arifah
(Yenny Wahid) putri dari anak Gus Dur, tampak berziarah. Mereka antara lain
Achmad yang juga Sekretaris DPW PKB Jatim versi Yenny, dan Fanndi, pengagum Gus
Dur warga Malaysia. “Saya sering berziarah ke sini bersama Mbak Yenny. Kali ini
saya mengantar Pak Fandi dari Malaysia,” kata Achmad, usai berdoa di lingkaran
dalam makam Gus Dur.
2.2
Kunjungan ke Makam Mantan Presiden Soekarno
Bumi Bung Karno adalah
sebutan untuk Kabupaten Blita yaitu kota kecil yang terletak di Jawa Timur
dengan kondisi geografis yang masih asri memiliki tempat yang menarik untuk dikunjungi,
karena di kota kecil ini terdapat makam Presiden RI yang pertama yakni Bung
Karno, Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Lebih tepatnya berada di
Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan, sekitar 3 km dari pusat kota.
4
|
Memasuki area makam
Bung Karno diawali dengan sebuah gapura Agung yang menghadap ke selatan. Bentuk
gapura ini menyerupai gapura Bentar atau gapura yang terbelah seperti pada
Candi Wringin Agung di Mojokerto dengan tambahan pada beberapa bagiannya. Makam
Bung Karno dinaungi sebuah bangunan berbentuk Joglo, yakni bentuk seni bangunan
khas budaya Jawa.
Makam Presiden Pertama RI ini diapit oleh makam kedua orang tua beliau, yaitu
Makam Ayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan makam Ibunda Ida Aju Njoman
Rai.
Cungkup Makam Bung Karno diberi nama Astono Mulyo. Pada
bagian atas cungkup terdapat kayu yang berukir dan motif yang indah. Diatas
makam diletakkan sebuah batu nisan yang terbuat dari batu pualam berwarna hitam
yang bertuliskan “Disini dimakamkan Bung
Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia.
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Pada masa lalu, makam Bung Karno diberi
dinding kaca sebagai penyekat ruangan sehingga peziarah hanya bisa melihat batu
nisan dari luar kaca penyekat. Dan pada masa Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) dan Megawati sebagai wapresnya, dinding kaca yang membatasi bangunan
makam itu dibongkar total, sehingga peziarah yang ingin mengunjungi makam bisa
langsung bisa secara langsung menyentuh batu nisan Presiden Pertama RI
tersebut.
Selesai berwisat berziarah ke makam, sembari keluar,
peziarah ataupun wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan pasar di pintu
keluar. Di pintu keluar makam terhubung langsung oleh pasar, dimana para
penjualnya menjual aksesoris beragam khas dari kota Blitar. Jalan keluar yang
juga berbentuk pasar ini lumayan panjang sehingga bagi pengunjung dan peziarah
bisa mengefektifkan waktu mereka, sembari berziarah mereka juga bisa mencari
souvenir khas Blitar.
5
|
Astana Giribangun ialah salah satu obyek wisata religi
yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Obyek wisata religi ini
merupakan kompleks makam keluarga mantan Presiden Indonesia, Soeharto.
Astana Giri Bangun dibangun pada tahun 1974 oleh Yayasan Mangadeg Surakarta,
dan diresmikan penggunaannya para tahun 1976. Peresmian itu ditandai dengan
pemindahan sisa jenazah Soemaharjomo (ayah Tien Soharto) dan Siti Hartini
Oudang (kakak tertua Ibu Tien), yang keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam
Utoroloyo, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yang berada
di Kota Solo.
Makam Presiden Kedua RI ini dibangun di atas sebuah bukit,
tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram. Astana Mangadeg berada di
ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 666 meter dpl. Di Astana
Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa,
Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa
alasan, untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III. Komplek makam ini memiliki tiga tingkatan cungkup
(bangunan makam) yaitu cungkup Argo Sari yang teletak di tengah-tengah dan
terletek paling tinggi, cungkup Argo Kembang yang terletak tepat di bawah
cungkup Argo Sari, dan cungkup Argo Tuwuh yang terletak paling bawah.
Pada cungkup Argosari terdiri dari beberapa bagian. Di
antaranya adalah bagian utama yang disebut Cungkup Argosari berada dalam
ruangan tengah seluas 81 meter2 dengan dilindungi cungkup berupa
rumah bentuk joglo gaya Surakarta beratap sirap. Di ruangan ini hanya
direncanakan untuk lima makam. Saat ini yang terdapat dalam ruangan ini adalah
makam Siti Hartini, makam pasangan Soemarharjomo (ayah dan ibu Tien), makam Ibu
Tien Soeharto, dan epat di sebelah barat makam Ibu Tien terdapat makam
Soeharto.
6
|
Pada bagian Argokemban tersedia tempat bagi 116 badan. Yang
dapat dimakamkan di lokasi itu adalah para pengurus pleno dan seksi Yayasan
Mangadeg ataupun keluarga besar Mangkunegaran lainnya yang dianggap berjasa
kepada yayasan yang mengajukan permohonan untuk dimakamkan di astana tersebut.
Pada bagian Argotuwuh tersedia tempat bagi 156 badan.
Seperti halnya Cungkup Argo Kembang, yang berhak dimakamkan di lokasi itu
adalah para pengurus Yayasan Mangadeg ataupun keluarga besar Mangkunegaran
lainnya yang mengajukan permohonan.
Pintu utama Astana Giribangun terletak di sisi utara. Sisi
selatan berbatasan langsung dengan jurang yang mengalir Kali Samin yang
berkelok-kelok indah untuk dipandang dari areal makam. Dan terdapat pula pintu
di bagian timur kompleks makam yang langsung mengakses ke Astana Mangadeg.
Selain bangunan untuk pemakaman, terdapat sembilan bangunan pendukung lainnya.
Di antaranya adalah masjid, rumah tempat peristirahatan bagi keluarga Soeharto jika
berziarah, kamar mandi bagi peziarah utama, tandon air, gapura utama, dua
tempat tunggu atau tempat istirahat bagi para wisatawan, rumah jaga dan tempat
parkir khusus bagi mobil keluarga.
2.4 Kunjungan wisata ke Lawang Sewu
Pertumbuhan
jaringan kereta api yang cukup pesat di Jawa menjadikan jumlah pegawai yang
dipekerjakan pun bertambah sehingga memerlukan kantor baru yang lebih luas. Hal
inilah yang mendasari dibangunnya Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische
Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS di
ujung Bodjongweg atau yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Pemuda. Bangunan
bergaya art deco yang memiliki 2 menara kembar didepannya ini kemudian
jamak disebut dengan nama Lawang Sewu.
7
|
Pada awal pembangunannya, gedung yang terletak di depan
Jalan Raya Pos Daendels ini digunakan sebagai kantor pusat NIS dan tempat
tinggal pegawai Belanda. Kemudian pernah digunakan sebagai penjara bawah tanah
oleh serdadu Jepang, lokasi pertempuran lima hari di Semarang, hingga kantor pemerintahan
pasca Indonesia merdeka. Saat ini pengelolaan Gedung Lawang Sewu berada di
bawah PT KAI.
Ketika memasuki salah satu gedung Lawang Sewu dapat disambut
dengan lorong panjang yang dipenuhi pintu kayu di kanan kirinya. Bangunan yang
dulu juga berfungsi sebagai tempat tinggal pegawai NIS ini dilengkapi dengan
ballroom, ruang makan yang luas, gedung serbaguna, hingga gedung pertunjukan
berbentuk bahtera terbalik di lantai atas. Pada gedung ini juga terdapat ruang
bawah tanah, dimana ruangan ini sangat sempit, gelap dan lembab yang pernah
digunakan sebagai penjara bawah tanah. Aroma kekejaman yang terjadi di masa
lalu terasa dengan jelas hingga saat ini.
8
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami
simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam
berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang,
khususnya di bidang pendidikan, dan kebudayaan.
Dengan adanya pengamatan ini, siswa sebagai generasi muda
dapat mengenang dan lebih menghargai jasa jasa pemimpin Indonesia.
Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing.
Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.
3.2
Saran
v Bagi Sekolah
1.
Sekolah
diharapkan dapat menganjurkan kepada biro perjalanan agar menyusun jadwal
perjalanan dengan cermat, agar peserta Study Tour dapat mengikuti Study Tour
dengan teratur.
2.
Sekolah
sebaiknya dapat memberi keringanan biaya bagi siswa-siswi yang kurang mampu
atau kesulitan biaya untuk mengikuti Study Tour sehingga tidak ada siswa-siswi
yang tidak bisa mengikuti Study Tour karena kendala biaya.
3.
Menambah waktu
kunjungan disetiap objek wisata, sehingga siswa mendapatkan data-data yang
lengkap.
4.
Rencana dipersiapkan
dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
v Bagi Guru Pendamping
1.
Lebih
memperhatikan kesehatan murid, khususnya keadaan murid yang kurang sehat selama
perjalanan.
2.
Diharapkan dapat
menjadi orang tua dan teman bagi siswa-siswi selama Study Tour sehingga dapat
lebih akrab.
3.
9
|
4.
Diharapkan lebih
sigap menangani kejadian-kejadian di luar dugaan yang bersifat mengganggu
program Study Tour.
v Bagi Siswa
1.
Siswa diharapkan
tidak hanya memanfaatkan Study Tour sebagai sarana rekreasi, namun juga sebagai
sarana belajar untuk menambah wawasan.
10
|
panjang banget
BalasHapus