Ada
3 teori masuknya Islam ke Indonesia
1.
Teori Gujarat
Teori Gujarat
mengatakan bahwa proses
kedatangan Islam ke
Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad
ke-7 H atau
13 M. Gujarat
ini terletak di
India bagian barat
berdekatan dengan laut
Arab. Tokoh yang
menyosialisasikan teori ini
kebanyakan sarjana dari
Belanda. Sarjana yang
pertama kali mengemukakan
teori ini adalah
J. Pijnapel dari Universitas
Leiden pada abad
ke 19. Menurutnya
orang-orang arab bermahzab
Syafei telah bermukim
di Gujarat dan
melebar sejak awal
Hijriah (abad ke-7
M). Namun yang
menyebarkan Islam ke
Indonesia menurut J.
Pijnapel bukanlah dari orang
arab langsung melainkan pedagang
gujarat yang telah
memeluk islam dan
berdagang ke dunia
timur.
Menurut Snouck
Hurgronje, islam telah
lebih dulu berkembang
di kota kota pelabuhan
anak benua India.
Orang orang Gujarat telah
lebih awal membuka
hubungan dagang dengan
Indonesia dibanding pedagang
arab. Dalam pandangan
Snouck kedatangan orang
arab terjadi pada
masa berikutnya. Orang orang
arab yang datang
merupakan keturunan Nabi
Muhammad SAW.
Teori gujarat
juga dikembangkan J.P. Moquetta
yang memberikan argumentasi
dengan batu nisan
sultan malik Al- saleh di
Pasai dan makam
Maulana Malik Ibrahim
di Gresik Jawa
timur memiliki bentuk
yang sama dengan
nisan yang ada
di Kambay di
gujarat.
2.
Teori Persia
Teori persia mengatakan
bahwa proses kedatangan
Islam ke Indonesia
berasal dari daerah
persia (kini Iran).
Pencetus dari teori
ini adalah Hoesein
Djajadiningrat, sejarahwan asal
Banten. Dalam memberikan
argumentasinya, Hoesein lebih
menitikberatkan analisisnya pada
kesamaan budaya dan
tradisi yang berkembang
antara masyarakta Persia
dan Indonesia. Tradisi
tersebut antara lain
tradisi merayakan 10
Muharram / Asyuro
sebagai hari suci
kaum syiah atas
kematian Husein bin
Ali (cucu Nabi
Muhammad SAW). Tradisi
lain adalah ajaran
mistik yang banyak
kesamaan. Kesamaan lain
adalah bahwa umat
Islam di indonesia
menganut Mahzab Syafei
seperti kebanyakan muslim
di Iran.
3.
Teori Arab
Teori arab mengatakan
bahwa proses masuknya
Islam ke Indonesia
adalah langsung dari
mekah atau arab.
Proses ini berlangsung
pada abad pertama
hijriah atau abad
ke-7 M. Tokoh
yang memperkenalkan teori
ini adalah H.
Abdul Karim Amrullah
atau HAMKA, salah
seorang ulama sekaligus
sastrawan Indonesia. HAMKA
mengemukakan pendapatnya pada
tahun 1958 saat
orasi yang disampaikan
disnatalis perguruan tinggi
islam negeri (PTIN)
di yogyakarta. Ia
menolak seluruh anggapan
para sarjana barat
yang mengemukakan bahwa
islam datang ke
indonesia tidak langsung
dari arab. Bahan
argumentasi yang dijadikan
bahan rujukan HAMKA
adalah sumber lokal
indonesia dan sumber
arab. Menurutnya motivasi awal kedatangan orang
arab dilandasi oleh
nilai nilai ekonomi,
melainkan didorong oleh
motivasi spirit penyebaran
agama islam. Dalam
pandangan HAMKA, jalur
perdagangan antara indonesia
dan arab telah
berlangsung jauh sebelum
tarikh masehi.
Dalam hal
ini teori HAMKA
merupakan sanggahan terhadap
teori gujarat yang
banyak kelemahan. Ia
malah curiga terhadap
prasangka-prasangka penulis orientasi
barat yang cenderung
memojokkan islam di
indonesia. Penulis barat
kata HAMKA melakukan
upaya yang sangat
sistematis untuk menghilangkan
keyakinan negeri negeri
melayu tentang hubungan
rohani antara mereka
dengan tanah arab
sebagai sumber utama
islam di indonesia
tentang menimba ilmu
agama.
Teori gujarat
dipatahkan oleh seorang
ilmuwan karena di gujarat india
telah dikuasai oleh
Hindu dan kesamaan
budaya antara indonesia
dan gujarat telah
ada sejak pengaruh
hindu buddha. Pedagang
persia dan arab
yang masuk ke
gujarat diusir dari
india karena disana
telah dikuasai oleh
hindu dan pedagang
tersebut pergi ke
indonesia untuk melanjutkan
berdagang. Jadi teori
gujarat terpatahkan.
Teori yang
paling kuat tentang
masuknya islam ke
indonesia adalah teori
Arab, karena “
1.
Agama islam
pertama kali ada di Arab
2.
Ada kemiripan
budaya dan hukum
antara indonesia dan
arab, misalnya di
Aceh menggunakan hukum
yang berlaku di
Arab.
3.
Kerajaan Samudera
Pasai menganut aliran
Mahzab Syafei, dimana
pengaruh mahzab Syafei
terbesar pada saat
itu adalah mesir
dan mekkah.
4.
Raja raja
Samudera Pasai menggunakan
gelar Al-Malik yaitu
gelar tersebut berasal
dari mesir
Terima kasih banyak atas informasi nya, Sangat membantu artikel nya. Teruslah sebar kebaikan dijalan allah swt.. jangan lupa share and kunjungi juga website mp3 kami di http://cahayamp3s.wapque.com semoga sukses slalu ya gan.
BalasHapusThanks
BalasHapus