Ikan
Cupang adalah ikan
hias yang memiliki warna dan ekor yang sangat bagus sekali, ikan sering di
pelihara oleh orang orang yang senang dengan ikan hias.
Pijahkan
indukan ikan cupang yang sudah di pilih dalam wadah atau baskom Biarkan proses
tersebut kurang lebih selama 42 jam/2 hari.Pada hari pertama ikan cupang jantan
akan membuat gelembung untuk telur dan dihari kedua akan terjadi proses
perkawinan dan telur akan di simpan oleh ikan jantan dalam gelembung
tersebut.
Setelah
hari ke dua pisahkan ikan cupang betina dari wadah/baskom biarkan ikan cupang
jantan bersama telur. Simpanlah wadah atau baskom tersebut di tempat yang
gelap dan jangan di pindah-pindah kerena jika telur tersebut jatuh dari
gelembung maka telur tersebut akan busuk/mati dan dalam proses tersebut akan
jantan tidak usah diberi pakan.Biarkan proses tersebut berjalan selama 10 hari
atau satu minggu,setelah itu pisahkan indukan ikan cupang jantan kemudian pindahkan
anakan-anakan ikan cupang ketempat yang lebih besar secara hati-hati untuk
mengurangi kematian.Untuk pakan anakan ikan cupang yang berumur satu minggu
dapat dikasih makan air kol (air hasil rendaman sayur kol) karena air hasil
rendaman sayur kol mengandung bakteri/plangton atau bisa juga diberi makan
jentik nyamuk yang sudah disaring
Koi
termasuk ikan
hias
eksotis yang
semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa
dijadikan lahan bisnis
yang
menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang
benar-benar serius menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang
indah, keistimewaan lain dari
koi adalah keelokan yang
dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air . Sungguh sebuah
pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya.
Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan
koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih,
dan perlakuan seleksi yang ketat.
Kolam Pemijahan
Kolam
pemijahan tidak mungkin menjadi
satu dengan
kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu
pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa
dikeringkan dengan
sempurna.
Luas
kolam pemijahan bervariasi. Untuk
kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan
kedalaman 0,5
m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut,
terlindung dari
jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai. Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan. Seleksi Induk. Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai. Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan. Seleksi Induk. Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat
lain fisiknya prima,
tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap,
juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun,
betina minimal 3 tahun.
Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar
dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika
dilihat dari
punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih. Seekor induk betina berpasangan dengan
2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam
pemijahan dan takdisangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan
menyediakan stok jantan lebih dari
satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk
tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya
jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan
sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya
pekat. Pada
saat seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.
Persiapan Kolam
Pertama
kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan
dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur
yang mungkin hanyut.
Telur
koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman
atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena
itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat. Penempel
telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban
dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik
terbuat dari ijuk yang panjang
dan rata, panjang
120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar
induk betina, biasanya 4-6 buah
untuk setiap 1 kg induk betina. Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas
sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat
agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah.
Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari
lumpur. Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam
pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban,
tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman
air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti
ijuk.
Pelaksanaan Pemijahan
Induk
dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk
betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di
belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan
badannya ketika mengikuti induk betina. Pada
puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke
udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan
sperma. Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada
kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian
telur uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada
pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis
dimakan induknya.
Ada
dua cara
untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan
induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam
tersenur. Cara
kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis
karena lebih menghemat lahan (kolam). Untuk mencegah agar tidak terserang jamur,
telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi
1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan
merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada
air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas
Ikan
ini menarik karena bentuk dan tingkahnya, Ikan Koki termasuk ke dalam golongan
ikan carp (karper). Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan
kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun
265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang
kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di
pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi.
Kualitas Air Dalam Pemijahan
Ikan Koki
Air
merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga
perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan koi secara
optimum adalah sebagai berikut:
suhu air berkisar 24-26oC,
pH 7,2-7,4 (agak basa),
oksigen minimal 3-5 ppm,
CO2 max 10 ppm,
nitrit max 0,2.
Air
yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan 24
jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki
kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen
dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama
dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 5oC.
Pakan Ikan Mas Koki
Koi
adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivora (pemakan segala). Meski
demikian ia biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun, atau
berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna dari sungut yang ada pada
mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk
butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara bahan
nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun,
dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung
cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co
sebagai pelengkap pakan.
Kualitas
pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri,
sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang
mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan
astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan
tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella,
kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung
astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri
karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai
dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi.
Pakan
alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing
tubifex cocok diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih
mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu
koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam.
Jumlah
pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan
kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari
hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya.
Menurut
pengalaman dan penelitian bertahun – tahun, ditemukanlan bahan – bahan aktif
yang dapat ditambahkan untuk membuat warna koi lebih cemerlang. Koi yang
dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih
cemerlang dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan
loi tersebut banyak menyantap ganggang yang memang tumbuh di Lumpur. Ganggang yang dimakan koi
mengandung banyak zat karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan lebih
cemerlang beri makan “krill”, paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda
campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber karoten ini sudah dalam
bentuk extract sehingga mudah dicampurkan dengan pellet atau roti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar